Dalam rangka mengembangkan dan memajukan Balai Pendidikan Pondok
Pesantren Daruk Qurro Kawunganten, dirumuskanlah Panca Jangka yang merupakan
program kerja Pondok yang memberikan arah dan panduan untuk mewujudkan upaya
pengembangan dan pemajuan tersebut.
Adapun
Panca Jangka itu meliputi bidang-bidang berikut :
1.
Pendidikan dan Pengajaran
Maksud
jangka ini adalah berusaha secara maksimal untuk meningkatkan dan
menyempurnakan pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Daruk Qurro
Kawunganten. Usaha ini tercatat dalam sejarah perjalanan Pondok ini yang
dimulai dengan pendirian Tarbiyatul Athfal pada tahun 1926, Sullamul
Muta’allimin tahun 1932. Sepuluh tahun kemudian, 1936, didirikan
Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah, setingkat dengan Sekolah Menengah
(Tsanawiyah dan Aliyah). Pada tahun 1963 didirikanlah Perguruan Tinggi yang
bernama Institut Pendidikan Darussalam (sekarang bernama : Institut Studi Islam
Darussalam). Adapun cita-cita selanjutnya adalah mendirikan Universitas Islam
Darussalam, sebagaimana tertulis dalam Piagam Penyerahan Wakaf Pondok Pesantren
Daruk Qurro Kawunganten.
2.
Kaderisasi
Sejarah
timbul dan tenggelamnya suatu usaha, terutama hidup dan matinya pondok-pondok
di tanah air, memberikan pelajaran kepada para pendiri Pondok tentang
pentingnya perhatian terhadap kaderisasi. Sudah banyak riwayat tentang
pondok-pondok yang maju dan terkenal pada suatu ketika, tetapi kemudian menjadi
mundur dan bahkan mati setelah pendiri atau kyai pondok itu meninggal dunia. Di
antara faktor terpenting yang menyebabkan kemunduran ataupun matinya
pondok-pondok tersebut adalah tidak adanya program kaderisasi yang baik.
Bercermin
pada kenyataan ini, Pondok Pesantren Daruk Qurro Kawunganten memberikan
perhatian terhadap upaya menyiapkan kader yang akan melanjutkan cita-cita
Pondok.
3.
Pergedungan
Jangka
ini memberikan perhatian kepada upaya penyediaan prasarana dan sarana
pendidikan dan pengajaran yang layak bagi para santri.
4.
Chizanatullah
Di
antara syarat terpenting bagi sebuah lembaga pendidikan agar tetap bertahan
hidup dan berkembang adalah memiliki sumber dana sendiri. Sebuah lembaga
pendidikan yang hanya menggantungkan hidupnya kepada bantuan pihak lain yang
belum tentu didapat tentu tidak dapat terjamin keberlangsungan hidupnya. Bahkan
hidupnya akan seperti ilalang di atas batu, “Hidup enggan, mati tak hendak”.
5.
Kesejahteraan Keluarga Pondok
Jangka
ini bertujuan untuk memberdayakan kehidupan keluarga-keluarga yang membantu dan
bertanggungjawab terhadap hidup dan matinya Pondok secara langsung, sehingga
mereka itu tidak menggantungkan penghidupannya kepada Pondok. Mereka itu
hendaknya dapat memberi penghidupan kepada Pondok. Sesuai dengan semboyan :
“Hidupilah Pondok dan jangan menggantungkan hidup kepada Pondok”.
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.